CINTA OH CINTA
Ini Bukan Sajak Terbaik Untukmu | Aku Tak Punya Puisi Untukmu | Mungkin Inilah Satu-Satunya Sajak Yang Kurasa Tepat Untuk Kutuliskan Kepadamu | Jangan Percumakan Cinta Putihmu | Ijinkan Aku Mencintaimu | Tetes Sajak Dari Bawah Payung Mendung | O Rindu | Sajak Tak Akan Menghadiahimu Cinta Sejati

Home

Mungkin Inilah Satu-Satunya Sajak Yang Kurasa Tepat Untuk Kutuliskan Kepadamu

kuremas batang rindu yang telah tumbuh pada tembok tempo
tatkala dua pasang pandang lenyap di antara deru keringat
bersama angin lepas tergesagesa memburu bayang matahari

kucium semerbak cinta yang menempel di kulit jumpa
terlena ku tak mampu ukurkan kepakkepak aroma
seiring aliran hasrat tak sepadan porselin senyummu

kucumbu tetubuh tanya yang menjelma sepotong sunyi
jejakmu buyar dalam hamburan bias cahaya hampa
berikut sikut dan kejut menuai kelopakkelopak kelam

*******
babarsariyogya, 20 desember 2002

[ehm...]

Dari Senja Utama ke Sajak Kita

: Dede dan Dea

 

senja runtuh di ufuk barat stasiun kota

kubaca lagi angka tertera duduk di mana

para penumpang mengalir tergesagesa

lega kudapati kursiku pasrah menganga

 

gerbong masih didera penumpang kelana

kuangkat barangbarangku ke bagasi kereta

kamu datang dengan bawaan tanpa tegursapa

periksa angka dan huruf untuk yakinkan mata

 

sebagian penumpang sampai di kursi haknya

barangbarangku tertata nafasku pun terhela

kamu juga usai mendesakkan barang entah apa

barangmu barangku bersanding betapa mesra

 

bayangbayang senja pecah di kaca jendela

letih tubuhku disangga kursi batu merata

sesekali kulirik barangbarangku di atas kepala

sesekali kulirik dirimu melakukan apa saja

 

bulan telah berlayar di samudera angkasa raya

kamu bertanya turun di mana, di mana jogjanya

ritual perkenalan umumnya, aku anggap biasa

pikirku juga kamu sekadar membunuh nirkata

 

di atas kereta bintangbintang merajalela

satu kata lepas dua kata bebas menggelora

beku mencair kaku melumer dibakar kata

nirkata akhirnya mati teraniaya semenamena

 

jendela sebelahku menggigilkan udara

terus kita berbincang mencincang hampa

makin asyik makin masyuk di sela canda

jarum jam berpindah massal sampai tak terasa

 

di gerbong kereta kita saling tukar angka

dengan jempol mengeja angka dan kata

kosong delapan sekian, dan kamu juga

nomormu, nomorku, nomor kita berdua

 

bulan mungil menggantung di angkasa

kereta terus berlari mengejar masamasa

aku sudah kehabisan kata hingga terlena

seketika katakata punah kantuk melanda

 

malam telah senja di kelam cakrawala

gerbong kita mulai bersemburan suara

bungkam kian tenggelam berganti nuansa

aku terjaga dari pelukan nyenyak sementara

 

malam dimakamkan di pematang desadesa

hilirmudik orangorang mencumbui pagibuta

kulirik arlojiku bersama beragam rencana

rutinitas siap siaga menghadang muka

 

gebyar fajar menyambut kedatangan kita

suarasuara mengusir hampa yang tersisa

kuturunkan satuduatiga barangku segera

memisahkannya dari barangmu merana

 

suara kereta merobek kebisuan tugu jogja

kita sadar bahwa perpisahan sudah tiba

aku akan kesana, entah kamu mau kemana

mungkin juga waktu menyeret kita melupa

 

stasiun berlalu dengan sisa lelah meronta

riuh kereta masih melekat di lorong telinga

tulalit telpon selulerku menggetarkan rasa

darimu dengan sms perdana ke stasiun KUA

 

***

babrsariyogya, 22 februari 2003

buat dede dan dea, selamat momong anak !